Jumat, 15 Januari 2010

SULUK SUKMA LELANA




Dening : R. Ng. Ranggawarsita

Punapa yen wus hakekat,
estu lajeng sarengatnya kawuri,
yen saking pamanggih ulun,
tan wonten kang tinilar,
jer muktamat ing hadis ugi kasebut,
kak tanpa sarengat batal,
sarak tanpa kak tan dadi.

Paran Gusti yen kapisah,
temah mangke kakalihira sisip,
kang lempeng taksih ing kawruh,
sakawanira tunggal,
ngelmuning Hyang sarengat myang tarekatu,
kakekat miwah makripat,
punika kamil apdoli.

Suluk Suksma Lelana

Apakah jika seseorang sudah sampai ke tingkatan hakikat, dia boleh meninggalkan syariat? Menurut pendapatku dan pendapat Hadis tak boleh ada ajaran syariat yang diabaikan, karena kebenaran atau haq tanpa syariat tak jadi dan syariat tanpa haq batal juga.
Perjalalanan menuju Tuhan tak boleh hanya dengan pendekatan secara partial, mereka harus melakukan empat hal itu sebagai satu kesatuan, yaitu : syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat, inilah suatu hal yang sempurna.

Jaman Kalabendu

Sitipati, nareprabu utamestu, papatih nindhita, pra nayaka tyas basuki, panekare becik-becik cakrak cakrak.
Nging tan dadya, paliyasing Kalabendu, mandar sangking dadra, rubeda angrubedi, beda-beda hardaning wong sanagara.

Artinya : Para pemimpin mengatakan se-olah-olah bahwa semua berjalan dengan baik padahal hanya sekedar menutupi keadaan yang jelek.
Yang menjadi pertanda zaman Kalabendu, makin lama makin menjadi kesulitan yang sangat, dan ber-beda-beda tingkah laku / pendapat orang se-negara.

hakekat titik

Apabila,
Ma’rifat adalah penyaksian akan Allah,
Hakekat adalah ikhlas,
syukur dan sabar sebelum penyaksian Allah,
Tarekat adalah jalan pengosongan sebelum hakekat,
Syari’at adalah dalil kehidupan dalam menghormati eksistensi-eksistensi lain.

Maka,
Syari’at adalah bagaimana mewujudkan penyaksian akan Allah,
Tarekat adalah bagaimana dalam kehidupan senantiasa mengingatnya,
Hakekat adalah bagaimana ikhlas,
syukur dan sabar dalam kehidupan,
Ma’rifat adalah implementasi kehidupan dalam penyaksian dan menyaksikan-Nya.

Apabila,
Syari’at adalah bagaimana mewujudkan penyaksian akan Allah,
Tarekat adalah bagaimana dalam kehidupan senantiasa mengingat-Nya,
Hakekat adalah bagaimana ikhlas,
syukur dan sabar dalam kehidupan,
Ma’rifat adalah implementasi kehidupan dalam penyaksian dan menyaksikan-Nya.

Maka,
Ma’rifat adalah penyaksian akan Allah,
Hakekat adalah ikhlas,
syukur dan sabar sebelum penyaksian Allah,
Tarekat adalah jalan pengosongan sebelum hakekat,
Syari’at adalah dalil kehidupan dalam menghormati eksistensi-eksistensi lain.

Apabila dan Maka,
Bersatu dalam Titik,
Titik itu adalah Allah,
Syari’at-Tarekat berawal dari Titik,
Hakekat-Ma’rifat berakhir di Titik.

Billahu,
Fillahu,
Bi Idznillahu,
Minallahu,
Allahu,
Titik.